Cari Blog Ini

Kamis, 07 Januari 2010

Menyambut Tahun Baru dengan Harapan Baru

. Kamis, 07 Januari 2010
0 komentar


Menyambut Tahun Baru dengan Harapan Baru

Sejak dulu hingga sekarang setiap pergantian tahun selalu disambut dengan suka cita segenap umat manusia. Dengan datangnya tahun baru diharapkan akan membawa perubahan baik dalam tataran individual hingga komunal. Namun sungguh disayangkan, di beberapa tempat justru malam tahun baru diisi dengan pesta pora dan hura – hura bahkan tidak sedikit yang meregang nyawa. Malam tahun baru diibaratkan sebagai puncak pesta padahal sejatinya ini merupakan lembaran baru untuk kehidupan baru tentunya.
Sebagai seorang muslim tentu kita berbeda dalam menyikapi pergantian tahun ini. Sudah sewajarnya untuk menata kembali perjalanan hidup kita menuju jalur kehidupan yang semestinya. Satu tahu sebelumnya hendaknya kita jadikan kaca diri sejauh mana kemanfaatan aktivitas hidup kita.

Sebelum menyongsong harapan baru, tentunya kita harus meluangkan waktu sejenak untuk melihat lembaran-lembaran kehidupan sebelumnya. Mengapa kita perlu melakukan sebuah evaluasi atau muhassabah ? berikut petikan beberapa hadist.
Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa beliau berkata, ‘Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt. (HR. Imam Turmudzi)
Sayyidina Umar bin khattab ra.,”Hisablah diri kalian sebelum kalian di hisab. Timbanglah diri kalian sebelum ditimbang. Karena sesungguhnya hisaban hari ini lebih baik dari hari esok (kiamat)”.
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan“.(QS. A-Hasyr (59) : 18)
Berangkat dari hal-hal diatas itulah mengapa kita perlu melakukan evaluasi. Seperti kita ketahui manusia tidak pernah terlepas dari khilaf dan salah, ada kalanya semangat dan optimisme namun lain waktu mengalami putus asa dan pasrah. Seringkali pula target – target capaian kehidupan yang telah dirancang ternyata meleset jauh. Nah pada momentum tahun baru inilah kita mencoba untuk menata kembali.

Aspek-Aspek Yang Perlu Dimuhasabahi
Beberapa aspek yang perlu dimuhasabahi oleh setiap muslim, agar ia menjadi orang yang sukses untuk kehidupan yang akan datang. Yakni,;

1.Aspek Ibadah
Pertama kali yang harus dievaluasi setiap muslim adalah aspek ibadah. Karena ibadah merupakan tujuan utama diciptakannya manusia di muka bumi ini. [QS. Adz-Dzaariyaat (51): 56]. Kita harus mencoba jujur menilai bagaimana kualitas dan kuantitas ibadah kita, sholat, puasa, zakat dan aktivitas ibadah lain.
2.Aspek Pekerjaan & Perolehan Rizki
Aspek kedua ini sering kali dianggap remeh, atau bahkan ditinggalkan dan ditakpedulikan oleh kebanyakan kaum muslimin. Karena sebagian menganggap bahwa aspek ini adalah urusan duniawi yang tidak memberikan pengaruh pada aspek ukhrawinya. Sementara dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda: Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, ‘Tidak akan bergerak tapak kaki ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara; umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya, kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, dan ilmunya sejauh mana pengamalannya.’ (HR. Turmudzi).
Kita harus memastikan bahwa pekerjaan dan rezeki yang kita dapatkan halal, karena rezeki yang halal akan sangat berpengaruh terhadap kondisi lahir dan batin.
3.Aspek Kehidupan Sosial Keislaman
Aspek yang tidak kalah penting untuk dievaluasi adalah aspek kehidupan sosial, dalam artian hubungan muamalah, akhlak dan adab dengan sesama manusia. Karena kenyataannya aspek ini juga sangat penting, sebagaimana yang digambarkan Rasulullah saw. dalam sebuah hadits:
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?’ Sahabat menjawab, ‘Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki perhiasan.’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa) menuduh, mencela, memakan harta orang lain, memukul (mengintimidasi) orang lain. Maka orang-orang tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga manakala pahala kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah dosa-dosa mereka dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api neraka. (HR. Muslim)
Melalaikan aspek ini, dapat menjadi orang yang muflis sebagaimana digambarkan Rasulullah saw. dalam hadits di atas. Datang ke akhirat dengan membawa pahala amal ibadah yang begitu banyak, namun bersamaan dengan itu, ia juga datang ke akhirat dengan membawa dosa yang terkait dengan interaksinya yang negatif terhadap orang lain; mencaci, mencela, menuduh, memfitnah, memakan harta tetangganya, mengintimidasi dsb. Sehingga pahala kebaikannya habis untuk menutupi keburukannya. Bahkan karena kebaikannya tidak cukup untuk menutupi keburukannya tersebut, maka dosa-dosa orang-orang yang dizaliminya tersebut dicampakkan pada dirinya. Hingga jadilah ia tidak memiliki apa-apa, selain hanya dosa dan dosa, akibat tidak memperhatikan aspek ini.

Setidaknya dengan melihat 3 aspek diatas kita bisa mengaca diri kita sejauh mana tingkat keberhasilan dan kesuksesan kehidupan setahun sebelumnya. Berangkat dari inilah kita bisa menyusun sebuah program kerja untuk menyongsong lembaran baru. Silahkan anda catat rencana proyek-proyek kebaikan dan monumen – monumen sejarah kebajikan yang ingin anda bangun.
Segala kekurangan dan kekhilafan yang pernah kita lakukan sebelumnya sebisa mungkin tidak terjatuh pada lubang yang sama untuk tahun depan. Tataplah masa depan dengan optimisme dan harapan – harapan kemenangan. Sambut tahun baru dengan senyuman perjuangan !. ( setia1heri/ diolah dari berbagai sumber)



Baca Selengkapnya »»

Selasa, 29 Desember 2009

Kayak apa sich “ Gurita Cikeas “ ?

. Selasa, 29 Desember 2009
0 komentar


Kayak apa sich “ Gurita Cikeas “ ?


Beberapa minggu terakhir media massa ditanah air diwarnai dengan pemberitaan mengenai buku yang cukup heboh dan kontroversial. Ya judul buku itu adalah “ Membongkar Gurita Cikeas ; dibalik kasus Bank Century “ karangan Goerge J Aditjondro, seorang intelektual yang selama ini mengambil jalan berseberangan dengan pemerintah. Buku ini hanya setebal 183 halaman dimana isi buku hanya 59 halaman sedangkan sisanya lebih banyak lampiran.
Saya sendiri sebenarnya belum membaca buku itu, namun secara tidak langsung beberapa media sudah mengupas isi buku. Beberapa orang dan lembaga yang disebut didalamnya sebagian besar kebakaran jenggot bahkan SBY selaku presiden pun yang ‘ditembak’ dalam buku itu meluangkan waktu untuk konferensi pers ‘meluruskan’ dan ‘keikutprihatinan’ atas kemunculan buku yang ‘katanya’ bernada fitnah dan ghibah itu.

Merujuk pada Koran Republika (29/12), beberapa isi buku yang menimbulkan kontoversi itu diantaranya :
1. Bantuan Grup Sampoerna untuk Harian Jurnas yang diduga dekat dengan SBY sekitar 90 Milyar
2. Pemanfaatan PSO (Publik Service Obligation ) LKBN Antara untuk Bravo Media Center sebagai salah satu tim kampaye SBY – Boediono sebesar 40,6 Milyar.
3. Yayasan – yayasan yang berafiliasi dengan SBY yang dipimpin oleh beberapa menteri ; pejabat; yakni Majlis Dzikir SBY Nurussalam, Yayasan Kepedulian Sosial Puri Cikeas, Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian (YKDK), dididuga digunakan untuk melakukan penggalangan dana.
4. Yayasan yang berafiliasi dengan Ny Ani Yudhoyono yang banyak diketuai istri menteri dan pejabat kenegaraan yaitu Yayasan Mutu Manikam Nusantara, Yayasan Batik Indonesia, Yayasan Sulam Indonesia diduga digunakan untuk penggalangan dana.
5. Dugaan pembelian suara (Vote Buying) oleh caleg Demokrat dengan pelanggaran – pelanggaran UU Pemilu melalui pembagian uang dan barang kepada pemilih.
Secara akademis memang buku itu terdapat kelemahan yakni data – data yang digunakan merupakan data sekunder yang belum ada validasi sebelumnya sehingga kemungkinan terjadi bias dan distorsi data sangat memungkinkan. Walaupun secara politis, buku ini mungkin ada pembenarannya ketika melihat ‘realita’ ketika pelaksanaan pemilu kemarin.
Terlepas dari kekurangan diatas, saya melihat ada sebuah indikasi ’era orde baru’ akan muncul kembali. Tindakan represifitas dan pembungkaman demokratisasi akan terjadi kembali. Hal ini bisa dilihat dari ’ditariknya’ buku ini dari peredaran walaupun sampai sekarang belum jelas siapa yang melakukan penarikan. Bahkan pihak kejaksaan yang berwenang melakukan penyitaan dan penarikan barang mengelak melakukan tindakan ini. Hal ini juga ditegaskan SBY bahwa tidak ada instruksi terkait penarikan buku ini dari pasaran. Lha terus siapa yang melakukan ya ?
Pemberangusan kebebasan berpendapat mengingatkan saya ketika Soeharto berkuasa. Sudah menjadi tradisi kalau terdapat buku atau tulisan yang ’menyinggung’ penguasa tidak akan berumur lama dipasaran. Bahkan kadang penulisnya harus meringkuk dipenjara. Sungguh miris memang tapi itulah realita. Akankah di era reformasi ini akan terulang ?
Dengan adanya buku ini saya berharap bisa dijadikan pemerintah untuk melakukan evaluasi sepak terjangnya selama ini. Terlepas dari tendensi dari keluarnya buku ini, sudah seharusnya pemerintah bersikap arif dan bijaksana serta tidak gegabah. Seharusnya pemerintah tidak kebakaran jenggot kalau memang buku itu dinilai tidak berbobot dan tidak berdasar pada data yang valid. Namun demikian, kadang respon yang berlebihan justru menunjukan ’kebenaran’ dari asumsi – asumsi yang diwacanakan.
Kemunculan buku ini setidaknya merupakan ganjalan kesekian kali untuk pemerintah SBY - Boediono beserta KIB II yang ingin sukses ’dilihat’ dalam program seratus harinya. Selain itu, mungkin masih segar dalam ingatan kita kasus KPK vs POLRI yang berujung mengambang dan saat ini yang lagi hangat-hangatnya kasus Bank Century yang diduga melibatkan petinggi – petinggi di negeri ini.
Dengan menelaah buku itu setidaknya ada sebuah kekwatiran akan terulangya gaya – gaya pemerintahan orde baru yang represif, manipulatif, dan tidak menutup kemungkinan kolusi dan nepotisme akan terulang kembali. Sikap ini tidak berlebihan karena selama ini lembaga – lembaga tinggi negara dipimpin oleh orang – orang yang ’ atas restu bapak presiden’. Mungkin kita bisa melihat siapa sich pimpinan DPR dan MPR. Selain itu, politik ”yayasan’ terbukti efektif untuk dijadikan fund rising untuk operasional sebuah agenda politik tertentu. Wallahu’alam


Baca Selengkapnya »»

Senin, 28 Desember 2009

Anak dalam kekerasan

. Senin, 28 Desember 2009
0 komentar


Anak dalam kekerasan


Masih segar dalam ingatan kita tentang Shinta bayi yang dibanting oleh bapaknya di Pekalongan, Alsiyah di Surabaya, dan yang terbaru bayi bernama Ni Luh Sriani di Bali. Semua kejadian mengakibatkan kematian tragis pada anak. Kronologisnya hampir sama, seorang bapak yang tak sabar menghadapi polah anaknya atau konflik diantara orang tua yang berujung pada kekerasan terhadap anak bahkan kematian.
Publik merasa simpati dan empati atas penderitaan seorang ibu yang sedih melihat anaknya harus mati ditangan ayah kandungnya sendiri. Peristiwa kekerasan terhadap anak diatas bagaikan fenomena puncak gunung es jika ditelusuri lebih lanjut. Kenyataan ini sangat memprihatinkan dan makin meneguhkan persepsi bahwa kekerasan terhadap anak belum bisa diselesaikan, walaupun dengan aturan hukum dan perundang-undangan.


Kekerasan terhadap anak memang beragam definisi dan persepsi. Namun secara sederhana kekerasan terhadap anak dapat didefiniskan sebagai bentuk pembatasan atau penghapusan hak-hak anak yang berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Kekerasan terhadap anak dapat berupa fisik, seksual, psikologi, emosional dan ekonomi. Dan yang sungguh memprihatinkan bahwa selama ini pelaku kekerasan terhadap anak adalah orang – orang dekatnya sendiri seperi orang tua, family, guru dan teman.
Kekerasan berupa fisik diantaranya dipukul, disiram dengan air panas, dibanting bahkan pemerkosaan juga termasuk didalamnya. Kekerasan psikologi bisa berupa dimarahi, direndahkan sedangkan kekerasan emosional bisa berupa pengebirian hak-hak anak untuk berkembang. Kekerasan ekonomi lebih berupa pembebanan kerja yang seharusnya belum waktunya seperti mengemis, mengamen dan pekerja anak.
Konflik orang tua kadang ditengarai sebagai salah satu sebab kekerasan terhadap anak. Selain itu, kondisi perekonomian, rendahnya tingkat pendidikan orang tua juga mempengaruhi karena selama ini kekerasan terhadap anak lebih banyak terjadi pada lapisan masyarakat bawah walaupun juga tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada lapisan masyarakat menengah ke atas. Karena memang kekerasan terhadap anak tidak mengenal kelas strukur ekonomi sosial.
Data kekerasan terhadap anak tiap tahun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), tahun 2008 kekerasan terhadap anak mencapai 6.295 kasus padahal tahun 2007 sebelumnya hanya 1.520 kasus. Kasus yang terjadi meliputi kekerasan fisik, kekerasan seksual dan kekerasan psikis. Sedangkan untuk tahun 2009 ini, menurut data Komnas PA sampai bulan Oktober khusus untuk kekerasan fisik yang menyebabkan kematian mencapai 210 anak. Angka ini naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya 101 anak.
Melihat kecenderungan yang semakin mengkwatirkan ini seharusnya pemerintah mengambil tindakan tegas terutama untuk kekerasan terhadap anak yang menyebabkan kematian. Sebagaimana diatur dalam pasal 80 UU No 23/2002 disebutkan, bahwa pelaku kekerasan yang menyebabkan anak mati akan dipidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta. Sedangkan pelaku yang menyebabkan anak luka berat, bisa dipidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100 juta. Kedepannya kasus kekerasan pada anak diharapkan mengalami penurunan.
Disisi lain kita perlu memberikan apresiasi bahwa secara yuridis formal, pemerintah telah memiliki Undang-Undang (UU) No 4/1979 tentang Kesejahteraan Anak, UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak, UU No 3/1997 tentang Pengadilan Anak, Keputusan Presiden No 36/1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak bahkan pemerintah telah membentuk Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Meskipun demikian, realitas kesejahteraan anak di negeri ini masih jauh dari harapan.
Diperlukan langkah nyata untuk melindungi dan menjamin hak dan kepentingan anak diantaranya adalah melalui kampanye penghapusan kekerasan terhadap anak, seperti pemasangan stiker, pelatihan ( parenting training) kepada orang tua, dukungan penuh dari pemerintah serta kerjasama elemen masyarakat luas untuk mengingatkan bahwa anak adalah generasi penerus masa depan bangsa yang harus diselamatkan.


Baca Selengkapnya »»

Selasa, 22 Desember 2009

Skandal Bank Century ; Konspirasi Elit dan Nestapa Kaum Alit

. Selasa, 22 Desember 2009
0 komentar

Skandal Bank Century ; Konspirasi Elit dan Nestapa Kaum Alit



Sejarah..
Skandal Bank Century ( BC) adalah skandal yang mengehebohkan beberapa tahun terakhir pasca perampokan yang dilakukan oleh Edi Tamsil. Skandal BC bermula dari penetapan BC sebagai bank gagal sistemis oleh KSSK ( Komite Stabilitas Sektor Keuangan). Hal ini berlandaskan pada Perppu no 4 / 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) tanggal 15 oktober 2008. Perppu inilah yang menyebabkan bailout tahap I yakni 623 M.
Perppu ini hanya berlaku 3 bulan dan DPR pun sebenarnya tidak setuju terhadap Perppu ini. Ketika terjadi kekosongan hukum ini berimplikasi pada bailout keempat tahap selanjutnya yang terakumulasi hingga 6,7 T. Sebuah angka yang sangat besar ditengah kondisi krisis global saat itu.
Kebijakan bailout sudah banyak yang menentang karena BC sudah dinilai sebagai bank gagal kenapa harus diselamatkan ? bank yang sakit parah yang sekalian perlu di euthanasia. Bank ini merupakan merger 3 bank yang memang sudah bermasalah sebelumnya yakni eks bank pikko, eks bank CIC dan eks bank Danpac. Sepanjang tahun 2003 -2005 bank ini diketahui menjual reksadana bodong. Ketika Bank ini akan di bailout kondisi CAR ( Rasio kecukupan modal ) minus 2,3 persen padahal standar BI ketika bank CAR nya kurang dari 8 persen maka sudah syah untuk diliquidasi. Ada apa ini ?

Aktor...
Kebijakan bailout digawangi oleh Sri Mulyani yang saat itu menjabat menteri keuangan dan ketua KSSK, Divisi Pengawasan BI beserta Boediono selaku gubernur BI dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dan juga pemerintah yang berkuasa saat itu…

Kebijakan...
Pemberian bailout atau pinjaman yang awalnya hanya sebesar 1,3 T namun di kemudian hari membengkak hingga 6,7 T. Kemana lari sisanya ?

Impact
Ditengah angka kemiskinan yang semakin meningkat serta besar hutang Negara yang selalu bertambah tentu kita tahu bahwa uang 6,7 trilyun itu tidak sedikit. Dari tayangan di Metro TV kita dapat mengaca bahwa dengan 6,7 T bisa = membuat litrik 700 megawatt, membeli 957,15 juta kg ( @ harga 7000), bagi 35 juta warga miskin mendapat 191,429 tapi jika dibagi rata 250 juta jiwa mendapat 26.800, 134.000 unit rumah sederhana ( 50 juta / unit), berangkat haji bagi 191.429 orang, berqurban 670.000 sapi. Apalagi kalau dibelikan kerupuk ?

Solusi
Melihat pola dari bailout BC ada kemiripan dengan BLBI yang juga bermasalah sehingga diperlukan asas profesionalisme Pengawas BI untuk menentukan perlu tidaknya bank dibantu atau bahkan dilikuidasi.
Pemerintah dan BI bersama aparat penegak hukum agar mengejar asset BC baik yang tersebar didalam maupun luar negeri untuk menutup seluruh kerugian akibat praktik bank yang tidak sehat.
Kasus ini memang multidimensi meliputi hokum, politik, ekonomi dan tentu dampak social yang sangat tinggi sehingga kita berharap keberadaan pansus Century benar – benar bekerja secara professional agar persoalan ini semakin jelas.
Sebagai insan kritis kita tidak boleh jenuh untuk mengingatkan masyarakat bahwa kasus ini adalah perampokan di dalam negara yang sangat merugikan rakyat. What next ?

* disampaikan dalam diskusi dengan KAMMI Airlangga hari Selasa,15 Desember 2009 di Aula Masjidillah

Baca Selengkapnya »»

Sabtu, 14 November 2009

Mewujudkan Jurnalisme Damai

. Sabtu, 14 November 2009
0 komentar


Mewujudkan Jurnalisme Damai


Ia sosok yang sudah tidak asing lagi bagi publik Surabaya. Tulisannya menghiasi berbagai surat kabar baik lokal maupun nasional dengan ide-ide jurnalisme damai. Selain sebagai insan akademika, jurnalis, penulis beliau juga seorang seniman. Siapa dia? ya beliau adalah Sirikit Syah, orang Surabaya asli
Dunia tulis menulis sudah tidak asing bagi dirinya, ketika masih di SD Kusuma Bangsa I ia sudah membuat semacam majalah yang didalamnya memuat cerpen, puisi, humor, komik, dan gambar. Hobi menulis ini tetap dilakukan ketika di SMP 12 Surabaya dan SMA 5 Surabaya. Bahkan ketika SMA ini memenangkan lomba penulisan cerpen tingkat SMA se Surabaya. Dan masa SMA ini pula beliau memiliki buku untuk pertama kalinya, The Diary of Anna Frank.

Sirikit melanjutkan kuliahnya di IKIP Surabaya ( sekarang Universitas Negeri Surabaya ) hingga tahun 1984. dikampus ini ia aktif di ukm teater, ukm tari dan HMI untuk mengaktulisasikan potensi dirinya. Pasca kampus Sirikit langsung bergabung sebagai wartawan dalam Surabaya Post hingga tahun 1990. selanjutnya, beliau memimpin Divisi Pemberitaan SCTV dan RCTI yang berpusat di Surabaya ( pada awalnya dua stasiun bergabung) hingga tahun 1996. setelah itu, Sirikit terjun kembali ke media cetak bergabung dalam The Jakarta Post hingga tahun 2000.
”Ketika tahun 1998, media di Indonesia seperti rantai di lepas. Berita yang muncul ngawur bernuansa sadisme, provokasi dan pornoaksi. Siapa yang harus mengawasi,“ ujar lulusan S2 Westminster University, London ini menjelaskan latar belakang munculnya LKM Media Watch. “Yang mengawasi harus masyarkat, kita sendiri sebagai konsumenya,“ imbuh Wakil Ketua STIKOSA AWS ini. Sirikit Syah memang tidak bisa dilepaskan dari Lembaga Konsumen Media (LKM) Media Wacth yang didirikan tahun 1999 bersama 5 koleganya. Lembaga ini bergerak di bidang pengawasan media, peningkatan mutu jurnalistik, dan pemberdayaan konsumen media
Ditengah kesibukan beliau sebagai pengajar, penulis, dan pemateri dalam banyak seminar maupun pelatihan. Beliau tidak lupa sebagai sosok seorang ibu yang perhatian terhadap dua anaknya. “Walaupun kita semua punya agenda sendiri-sendiri, setiap pagi selalu kita sempatkan ngobrol bersama dimeja makan,“ ujar suami dari Choirul Anam ini. Beliau juga sering mengagendakan kumpul keluarga dengan weekend bareng ditempat-tempat pariwisata yang telah disepakati bersama.
Beberapa karya tulisan sudah dihasilkan diantaranya Media massa di bawah kapitalisme (kumpulan esai), Harga Perempuan (kumpulan cerpen), Memotret dengan kata-kata (kumpulan puisi), Keadilan untuk semua (kumpulan tulisan tentang HAM). Serta beragam tulisan beliau yang tersebar di seluruh media baik cetak maupun elektronik. Semua tulisan beliau mengarah pada jurnalisme damai. Jurnalisme damai secara sederhana adalah bagaimana pers tidak hanya memotret fakta akan tetapi juga mengemukakan akar persoalan dan upaya solusi. “Saya ingin media itu mendidik dan arif dalam menyikapi peristiwa.“ pungkas ketua DKS 2002 dan ketua KPID Surabaya ini mengakhiri wawancara. Selamat berjuang, semoga tetap konsisten.(setia1heri)

Baca Selengkapnya »»

Selasa, 10 November 2009

Sisi lain FB : Semoga Membuka Mata Hati Kita

. Selasa, 10 November 2009
0 komentar


Tulisan ini saya dapat dari sebuah grup FB and sebuah milis.
Semoga kita bisa merenungi isi tulisan ini..

Selamat Membaca
Salam ukhuwah
-----------------------------------------------------------------------------------
Sisi lain FB : Semoga Membuka Mata Hati Kita

Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari. Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa .
Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasi yang ditunggu-tunggu ...'siapa calon bapak si jabang bayi?'
Ada khabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang celebrities yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.
 Wuiih......mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi.Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.


Wuiiih...... ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu,
sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun
diketahui orang, dikomentarin orang bahkan mohon maaf ....'dilecehkan' orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah kesenangan.
 Fenomena itu bernama facebook, setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentarin lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. 
Lihat saja beberapa status facebook :
Seorang wanita menuliskan "Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya.....?"--- ---kemudian puluhan komen bermunculan dari lelaki dan
perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan "mau ditemanin? Dijamin puas deh..."

Seorang wanita lainnya menuliskan " Bangun tidur, badan sakit semua, biasa....habis malam jumat ya begini...:" kemudian komen2 nakal bermunculan. ..

Ada yang menulis " bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi....", ----kemudian komen2 pelecehan bermunculan

Ada pula yang komen di wall temannya " eeeh ini si anu ya ...., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu...." ----lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis

Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya "habis minum jamu nih...., ada
yang mau menerima tantangan ?'----langsung berpuluh2 komen dating Ada yang hanya menuliskan, "lagi bokek, kagak punya duit..." Ada juga yang nulis " mau tidur nih, panas banget...bakal tidur pake dalaman lagi nih" Dan ribuan status-status yang numpang beken dan pengin ada komen-komen dari lainnya Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.

Ada yang lebih kejam dari sekedar status facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu di tampilkan. Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek.....padahal sebagian besar yg didalam foto tersebut sudah berjilbab

Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah berubah
dari kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan islami, foto saat dulu jahiliyah
bersama teman2 prianya bergandengan dengan ceria....
Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang.

Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai Allah...., yaitu
Muhammad SAW, Rasulullah kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga
kemuliaan dirinya dan keluarganya. Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah r.ha
" Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan pagi ini?" maka Istri tercinta, sang humairah, sang pipi merah Aisyah menjawab " Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan pagi ini". Rasul dengan senyum teduhnya berkata "baiklah Aisyah, aku berpuasa hari ini". Tidak perlu orang tahu bahwatidak ada makanan di rumah rasulullah.. ..

Ingatlah Abdurahman bin Auf r.a mengikuti Rasulullah berhijrah dari mekah ke madinah, ketika saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian rumahnya, maka abdurahman bin auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar. Kekurangannya tidak membuat beliau kehilangan kemuliaan hidupnya. Bahwasanya kehormatan menjadi salah satu indikator keimanan seseorang, sebagaimana Rasulullah, bersabda, "Maluitu sebahagian dari iman". (Bukhari dan Muslim).

Dan fenomena di atas menjadi Tanda Besar buat kita umat Islam, hegemoni `kesenangan semu' dan dibungkus dengan `persahabatan fatamorgana' ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang Malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.

Dan Rasulullah SAW menegaskan dengan sindiran keras kepada kita "Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau." (Bukhari). Arogansi kesenangan semakin menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib-aib masa lalu melalui foto-foto yang tidak bermartabat yang
semestinya dibuang saja atau disimpan rapat.
Bagi mereka para wanita yang menemukan jati dirinya, dibukakan cahayanya oleh Allah sehingga saat di masa lalu jauh dari Allah kemudian ter inqilabiyah – tershibghah, tercelup dan terwarnai cahaya ilahiyah, hatinya teriris melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh orang yang mengaku sebagai teman, sebagai sahabat.

Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu,
mudah-mudahan Allah menjaga aib-aib kita.

Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat
aib-aib diri, jangan bebaskan `kesenangan' , `gurauan' membuat Iffah kita luntur tak berbekas.

Waallahu'alam bisshawab.. Hanya Allah Yang Maha Tahu atas segala sesuatu..
sumber : FTJAI

Baca Selengkapnya »»

Senin, 02 November 2009

CICAK vs BUAYA, kemana Kancil ?

. Senin, 02 November 2009
0 komentar

CICAK vs BUAYA, kemana Kancil ?


Sebelumnya masyarakat mungkin bertanya, bagaimana konflik ini bermula. Sebuah konflik yang seharusnya tidak harus terjadi ketika masing – masing lembaga memahami peran dan fungsinya masing – masing. Semangat pemberantasan korupsi seharusnya merupakan core utama yang harus diusung kedua belah pihak bukannya saling bertikai

Peperangan CICAK dan BUAYA ini bermula dari gengsi, iri dan sakit hati yang di alamatkan kepada KPK, dimana KPK mempunyai prestasi besar dalam memberantas dan memenjarakan tersangka kasus korupsi terutama kelas KAKAP ( misalnya kayak besannya SBY ). Disisi lain, lembaga lain seperti Polisi dan Kejaksaan mengalami ompong dan tidak punya nyali menangani semua ini. Dan masyarakat memahami impotensi yang terjadi ini.



Persaingan antar lembaga ini menemukan momentumnya ketika menangani Bank Century, pihak kepolisian (BUAYA) menengarai bahwa KPK ( CICAK) telah menyalahi kewenangan yang dimiliki ( padahal pasal yang dipakai hanya cari-cari alasan), apalagi ketika penelurusan lebih lanjut terdapat salah satu petinggi POLRI yang tersangkut masalah ini. Bisa dibayangkan bagaimana berangnya si BUAYA ini ???

Keberangannya memuncak ketika kemarin BIBIT dan CHANDRA selaku CICAK ditahan saat wajib lapor yang dijalaninya. Alasan yang dijadikan penahanan adalah sering menggelar konferensi pers yang dianggap mempengaruhi opini publik. Sebuah alasan yang sangat bertentangan dengan kebebasan berpendapat sebagaimana dijamin dalam UUD 1945. sebuah Gaya – gaya orde baru yang kayaknya mau terulang kembali

Tak pelak arogansi BUAYA ini memunculkan rasa simpati dan empati dari seluruh pelosok negeri. Sebuah upaya kriminilasi KPK yang semakin hari semakin menjadi – jadi yang akan dilawan dengan nurani oleh rakyat ini. Beragam dukungan dan jaminan penahanan muncul dari berbagai kalangan, mulai dari negarawan semisal Gus Dur, HNW, AT, dll. Selain itu, kalangan lawyer, profesional, seniman, mahasiswa dan rakyat biasa.

Di dunia maya juga tidak kalah seru, di facebook muncul galang dukungan 1.000.000 faceboker untuk pembebasan BIBIT-CHANDRA, selain itu juga muncul blog dan beragam dukungan situs-situs personal. Salah satunya juga, Kang Ri yang secara tegas menegaskan diri di pihak CICAK...hehehehe.

Si Kancil dimana ya ? mungkin kita berharap kemunculan membawa rasa keadilan walaupun dengan gaya slenge’an nya sebagaimana dalam cerita –cerita itu. Namun, beberapa waktu lalu si Kancil muncul dengan gagah dan seolah-olah bertindak tegas untuk mengakhiri konflik ini. Ternyata kesan yang muncul adalah sebuah sikap yang normatif dan cenderung berlepas tangan.

Kita berharap kemunculan kancil akan memberikan campur tangan dengan sikap tegasnya, bukan intervensi yang memihak ke salah satu apalagi kepada BUAYA yang jelas-jelas arogan dan tamak. Kita lihat akhir dari skenario tingkat tinggi untuk melemahkan KPK ini, apakah komitmen pemberantasan korupsi hanya retorika tanpa tindakan setelah KPK bener-bener impotensi ????

Baca Selengkapnya »»
 

Aku...

Foto saya
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan, Dituduh subversif dan mengganggu keamanan, Maka hanya ada satu kata : lawan ! (wiji thukul)

About Me

FRIENDSTER-koe :
MULTIPLY-koe :
Kang-Ri is proudly powered by Blogger.com | @CopyRight 2008